Logo GemilangPos.com

Kasus PMK Meningkat Dalam 2 Pekan, Diskannak Siak Gaet TNI dan Polri

Kasus PMK Meningkat Dalam 2 Pekan, Diskannak Siak Gaet TNI dan Polri

GEMILANGPOS.COM SIAK, RIAU - Menekan laju penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Siak, Belasan Dokter Hewan Diskannak Siak gaet TNI, Polri, Perangkat Kecamatan dan Kampung (Desa).


Kegiatan meliputi, pengawasan lalulintas ternak, pengobatan, dan pelaporan langsung melalui Ishiknas.


"Jadi, setiap ada laporan ternak sakit, tim Dokter Hewan didampingi Polisi, TNI dan perangkat Kampung akan langsung terjun kelokasi untuk melakukan pemeriksaan ternak yang sakit", Ujar Kepala Diskannak Siak, drh Susilawati.


Lanjut Susi, jika ditemukan ada gejala klinis PMK, pihaknya akan langsung melakukan pengobatan,dan mengimbau supaya ternak tidak dipindahkan.


Berdasarkan dari laporan di Ishiknas, data kasus PMK di Kabupaten Siak dalam 2 pekan terakhir terus menanjak, tercatat saat ini sudah ada 98 ekor ternak yang terpapar di 6 Kecamatan. Jumat (08/06/2022).


Penambahan kasus tersebar di 10 Kampung (Desa) dari 6 kecamatan yg terpapar, 43 ekor dinyatakan sembuh, sementara 49 lainnya masih dalam masa pengobatan, 3 lagi dipotong paksa dan 2 ekor mati.


Kata drh Susi, pada 28 Juni lalu, hanya 5 Kampung dari 2 kecamatan saja yang terpapar, saat itu ada 43 ekor ternak yg terpapar, 14 diantanya sembuh, 1 ekor dipotong paksa dan 1 ekor lagi mati.


"Sekarang Ada 15 kasus baru sejak 28 Juni - 8 Juli 2022, jadi ada tambahan 4 kecamatan yang terpapar", Terang Susi.


Kasus baru yang muncul diantaranya ada di Kecamatan Dayun, tepatnya di Kampung Sialang Sakti, Kecamatan Kotogasib di Kampung Keranji Guguh, Sengkemang, dan Empang Pandan, untuk Kecamatan Bungaraya ada di Kampung Jaya Pura, sementara di Kecamatan Lubuk Dalam ada di Kampung Sialang Baru.


Menurut Susi, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan laju penyebaran penyakit yang menyerang ternak berkuku belah ini, Vaksinasi juga telah dilakukan 2 pekan lalu, sebanyak 500 dosis disuntikkan di Kecamatan Tualang dan Kandis.


"300 dosis di kandis, dan 200 di Tualang, kita berupaya semaksimal mungkin, dan saat ini kita fokus ke pencegahan, edukasi kepeternak dan pedagang ternak, supaya mereka tidak membeli dan memindahkan ternak yang sakit", ucap Dokter Hewan jebolan UGM ini.


Untuk pengobatan kata Susi lagi, peternak bisa langsung melaporkan ke dokter hewan tempatan, bila menemukan gejala klinis seperti ada luka di kaki, terutama kuku, ada lepuh atau luka di bagian mulut ternak.


"Segera Laporkan, supaya bisa diobati, jangan menunda atau mencampur ternak sakit dengan yang sehat, penyebarannya cepat dan bisa sampai 100 persen", Tutup Susi (inf/SKM)


Berita Pilihan

Index

Berita Lainnya

Index