SIAK - Bupati Siak Alfedri
menyerahkan potongan tumpeng kepada Datuk Wirakusuma Negeri yang juga selaku
penghulu kampung Sungai Barbari, tahun ini gelar yang disandangnya memasuki
tahun kedua.
Alfedri yang hadir pada acara itu
mengenakan baju melayu biru dan kain songket tenun Siak berwarna hitam, setiba
disambut meriah oleh ratusan warga Pusako.
Pada kesempatan itu ia menyampaikan,
kegiatan yang baik ini perlu dipertahankan, mengingat globalisasi membuat
generasi muda sekarang lupa dengan adat tradisi di Kampungnya.
Melalui acara ini, kita harapkan adat
melayu terus terjaga, generasi saat ini banyak yang tak tahu dengan adat dan
teradisi di daerahnya. Saya bangga bisa hadir di sini, duduk baselo
membicarakan bagaimana Melayu Siak ini ke depannya," ungkap Bupati Alfedri
dalam sambutannya," jumat (18/9/2020) petang itu.
Disebutkan Bupati, Siak The Trully Malay
atau Siak merupakan Melayu yang sebenarnya karena negara-negara Melayu mengakui
bahwa Melayu Siak merupakan Melayu tua dan mereka banyak belajar ke sini.
Kita mempunyai visi untuk mengembangkan
Siak sebagai pusat beradaban Melayu di Indonesia. Sehingga nantinya orang-orang
yang akan mempelajari Budaya Melayu ya harus ke Siak," jelas Bupati
Alfdri.
Untuk meraih dan tetap mempertahankannya
sedang diperjuangkan untuk menjadikan Siak sebagai Kota Warisan Budaya Dunia,
menurut Bupati Alfedri perlu kerja sama semua pihak.
Katanya duduk baselo seperti ini langkah
awal untuk mengajarkan kepada masyarakat bahwa kebersamaan dan terus berjuang
untuk mendapatkannya sebagai Kota sebenar Melayu tidak cukup hanya slogan, tapi
sebagai realita dan memang harus dipertahankan.
Kita akan jadikan ini sebagai salah satu
langkah kebangkitan Melayu Siak dimulai kampung dan kecamatan, setelah apa yang
kita miliki saat ini untuk tetap dijaga," ungkap Bupati Alfedri.
Sementara Ketua Majelis Kerapatan Adat
(MKA) LAMR Siak, Wan Said mengatakan tentang gelar yang didapat penghulu
kampung Barbari Wira Kesuma Negeri jika diartikan wira bermakna (seorang
pemimpin yang gagah) Kesuma bermakna (kesayangan).
Wan Said berharap penghulu jika
menginginkan itu, tentu disesuaikan dengan tingkah laku, etika dan sejauh mana
memperjuangkan masyarakat. Jangan belum lama menjadi penghulu sudah meminta
gelar itu.
"Saya berharap pemberian gelar itu,
dapat dilakukan setelah menjabat beberapa waktu. Sehingga akan terlihat
pengabdiannya seperti apa, tidak asal tabal aja, tetapi sejauh mana masyarakat
sayang padanya," ungkap Wan Said.
Hadir padaacara itu, Ketua Majelis
Kerapatan Adat (MKA) LAMR Siak, Wan Said, Ketua Dewan pengurus harian LAMR Siak
Nazir Khatan, Camat Pusako, Babinkantibmas, tokoh adat, tokoh masyarakat serta
ratusan masyarakat kacamatan Pusako. (Adv)