Gemilangpos.com,
SIAK
- Dilema dunia pendidikan di masa Pandemi Covid-19 ini cukup kompleks. Di
Kabupaten Siak, Riau sudah banyak orangtua yang mengeluhkan tentang anak-anak
mereka sudah sangat jenuh belajar lewat daring (dalam jaringan).
Ridwan, guru SD Negeri 01 Buantan Lestari mengatakan banyak walimurid
yang mempertanyakan kapan belajar tatap muka di sekolah diaktifkan kembali.
Sebab dengan belajar melalui daring, anak-anak kesulitan mendapatkan pendidikan
secara baik.
"Memang dengan adanya pandemi Covid-19 ini, dilema bagi para
orangtua dan guru. Ada orangtua yang mengaku tidak mampu mengajar anaknya
dengan beberapa alasan, ada yang daerah tempat tinggal siswa sulit jaringan
internet. Jadi apakah mungkin sekolah dibuka kembali dengan syarat menerapkan
protokol kesehatan," kata Ridwan dalam kegiatan Penyuluhan hukum
penanganan dan pencegahan Covid-19 di Kabupaten Siak, Senin (9/11/2020).
Pertanyaan Ridwan itu dijawab langsung oleh Sekretaris Gugus Tugas
Penanganan Covid-19 Kabupaten Siak, Budhi Yuwono.
"Kami sangat memahami bagaimana kejenuhan anak-anak belajar dari
rumah. Selain belajar formal, anak-anak juga perlu pembinaan dari guru di
sekolah. Dan belajar melalui daring ini memang sangat tidak maksimal, namun
hingga kini pemerintah pusat belum membuat kebijakan terkait belajar tatap muka
di sekolah ini," kata Budhi.
Untuk di Kabupaten Siak sendiri, kata Budhi, belum lama ini kasus
Covid-19 itu terjadi di klaster pendidikan atau sekolah yakni di Kecamatan Koto
Gasib dan Bungaraya.
"Ini yang kita khawatirkan jika belajar di sekolah diaktifkan
kembali. Apalagi di Siak klaster anak-anak juga ada. Bahkan dari hasil diskusi
kita ke Disdik (Dinas Pendidikan), mereka juga tidak berani untuk membuka
sekolah saat ini," kata Budhi.
Apalagi,kata Budhi, di beberapa negara tetangga yang sudah mengaktifkan
kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah, justru membuat gelombang Covid-19
terjadi.
"Ini yang tidak kita inginkan, padahal seperti di Malaysia itu
sekolahnya sudah menerapkan Protokol Kesehatan dengan ketat, tetapi tetap saja
terjadi penularan virus Corona ini," kata Budhi lagi.
Untuk pendidikan yang sudah aktif saat ini di Kabupaten Siak hanya
Pondok Pesantren. Hal itu juga sebelumnya dengan pertimbangan yang matang.
Dimana, untuk tahap awal sangat susah menerapkannya.
"Kalau pondok pesantren ini anak-anak tinggal di asrama dan tidak
dibolehkan keluar masuk atau dikunjungi oleh orang dari luar asrama. Jadi dari
sisi keamannya masih terjaga, sementara sekolah formal lainnya itu siswa datang
dan kembali setiap hari. Maka sangat rawan penularan virus Corona," kata
Budhi. ***